BHAWANA JAYA

BHAWANA JAYA

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 26 Juli 2011

Ilmu navigasi darat

SALAM RIMBA!!!!!!

Selamat berjumpa dengan saya dan dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi ilmu untuk para kawan dan sahabat pecinta alam terutama bagi para pendaki lovers. Mendaki gunung termasuk suatu olahraga yang membutuhkan fisik yang ekstra kuat, tapi tidak hanya dengan fisik yang kuat saja kita bisa mendaki sebuah  gunung, tapi juga diperlukan mental yang lebih dari biasanya dan juga keberanian yang amat sangat kuat. Kenapa kok dibutuhkan mental dan keberanian???? Alasannya mudah. . .! Karena mendaki gunung adalah suatu kegiatan yang membuat kita secara langsung bisa berinteraksi dengan alam dan isinya, sedangkan isi didalam alam itu banyak sekali macamnya, contoh seperti didalam hutan, nah! didalam hutan itu banyak sekali yang menghuni, salah satunya pohon, hewan seperti kumbang, ular, monyet, burung, dan banyak sebagainya, termasuk juga makhluk gaib yang tidak bisa kita liat juga merupakan penghuni alam, maka dari itu kita dalam melakukan pendakian sebaiknya sebelum pendakian kita pesiapkan fisik, mental, dan keberanian agar saat pendakian fisik, mental maupun keberanian bisa optimal berguna.Dalam kegiatan pendakian siapapun boleh melakukan kegiatan ini entah itu pejabat, pengemis, pelajar, mahasiswa, pekerja, presiden, masyarakat sipil, ibu-ibu rumah tangga, dan siapapun itu bebas untuk bisa mengikuti kegiatan pendakian asal dalam pendakian bisa mematuhi peraturan-peraturan yang sudah diberlakukan oleh pihak perhutani daerah setempat dan yang pasti bisa menghargai hukum rimbanya sendiri, karna kita melakukan pendakian tersebut bukan disembarang tempat, tempat yang kita untuk mendaki tersebut jarang dikunjungi orang, kalaupun ada mungkin hanya penduduk sekitar gunung itu saja dan itupun pagi sampai sore, oleh karna itu dalamkegiatan pendakian ke suatu gunung kita harus bisa menghormati hukum-hukum yang berlaku ditempat itu.Ohh!!
Yaaa kawan. . . Olah raga mendaki gunung sebenarnya mempunyai tingkatan-tingkatan dan kualifikasinya, seperti yang sering kita ketahui dan kita kenal dengan istilah mountaineering. Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi menjadi banyak jenisnya, seperti hill walking, scarmbling, dan climbing, dll. Pendakian diwajibkan seminimal-minimalnya 3 orang, KENAPA???? itu mungkin yang ada dalam benak anda, apakah 2 orang saja tidak boleh???? atau mendaki gunung tanpa ditemani orang lain juga tidak boleh???? Itu sah-sah saja dan boleh-boleh saja tapi resiko pendakian sebuah gunung itu sangat banyak seperti patah tulang, kesleo, masuk angin, muntah-muntah karna tekanan pada ketinggian, hipotermia, dan resiko yang paling buruk diantaranya jatuh kedalam jurang, tersasar entah dimana itu, dan yang paling fatal meninggal dunia, lha dari resiko-resiko tersebut bila anda melakukan pendakian sendiri tanpa ada yang menamani dan kemudian terjadi seperti hal-hal diatas???? iJawabnya pasti "TIDAK". Maka dari itu jika kita melakukan pendakian seminimal-minimalnya 3 orang, karena jika kita tersesat dalam suatu pendakian kita masih bisa bersama dan mencari jalan keluar, dan jika kita terjatuh dalam jurang ada 2 teman kita yang bisa menolong, dan masih banyak contoh lainya. Dan saya tegaskan lagi!!! Mendaki gunung minimal 3 orang!!! OKEY????.
Dalam pendakian resiko terburuk yang paling ditakuti banyak pendaki adalah "TERSESAT". Kata-kata ini memang sangat rawan dalam pendakian,  tapi untuk menghindari kata-kata diatas. kita bisa mempelajari ilmu yang dinamakan "NAVIGASI DARAT". "NAVIGASI DARAT" merupakan ilmu yang banyak digunakan oleh pendaki-pendaki diseluruh dunia. Kalaupun kita belum pernah mendaki ke gunung yang  belum pernah kita daki, kita bisa tetap melakukan pendakian bila kita paham dengan ilmu "NAVIGASI DARAT", banyak yang bisa kita lakukan dengan ilmu "NAVIGASI DARAT" dan biasanya ilmu "NAVIGASI DARAT' ini memang sering dilakukan dalam pendakian.. .

Nah. . . .!!! Untuk kawan-kawan yang ingin lebih mengetahui apa itu "NAVIGASI DARAT" ataupun apa itu" NAVIGASI DARAT", 

MISTERI HIDUP SEORANGSOE HOK GIE


Pengantar: Kisah hidup Hok Gie muda ini inspiring bagi Masboi. Ia mati muda, tapi di usianya yang relatif pendek itu, ia melakukan dan berbuat sesuatu yang luar biasa. Seluruh tulisan saya comot dari Majalah Femina.
hok-gie.jpgKetika Mira Lesmana dan Riri Riza menggarap film Gie, Soe Hok Gie, sudah 36 tahun terlelap dalam tidur abadinya. Buku hariannya Catatan Harian Seorang Demonstran sudah 10 tahun menghilang dari toko buku.

Wajar saja jika pertanyaan “Siapa Soe Hok Gie? akan dijawab orang berbeda-beda. Di mata mahasiswa ia adalah seorang demonstran tahun 60-an. Namun di mata pecinta alam dia adalah anak Mapala UI (Mahasiswa Pecinta Alam UniversitasIndonesia) yang tewas di Semeru tahun 1969.

MELAMUN DI ATAS GENTING
“Gila! Umur 14 tahun dia sudah baca bukunya Gandhi, Tagore (Rabindranath Tagore, filsuf India-Red). Saya mungkin perlu waktu 10 tahun untuk bisa mengejar, puji Nicholas Saputra tentang Gie.

“Saya sering mendapatinya asyik membaca di bangku panjang dekat dapur, kenang kakaknya, sosiolog Arief Budiman yang kini menetap di Australia. Kakak perempuannya Dien Pranata punya kenangan berbeda. Ketika anak-anak sebayanya asyik mengejar layangan, Gie malah nongkrong di atap genting rumah. “Matanya menerawang jauh, seperti mencoba menyelami buku-buku yang dibacanya.

Selain membaca, Gie juga suka menulis buku harian. Sejak usia 15 tahun, setiap hari, ia menulis apa saja yang dialaminya. Catatan harian pertamanya bertanggal 4 Maret 1957, ketika ia masih duduk di kelas 2 SMP Stada. Catatan terakhir bertanggal 10 Desember 1969, hanya seminggu sebelum kematiannya.

BERANI MENGKRITIK
Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66.

Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR-GR.

Sebagai anak muda, walaupun suka mengkritik dan doyan menyendiri, Gie ternyata sangat “gaul. “Penampilannya, biasa aja. Tapi kenalannya orang berpangkat dan nama-nama beken. Saya tahu, karena sering ikut dia. Misalnya saat ambil honor tulisan di Kompas atau Sinar Harapan. Nggak terbayang dia bisa kenalan dengan penyair Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad! “, kata Badil.

TEWAS DI PUNCAK SEMERU
“Saya selalu ingat kematian. Saya ingin ngobrol-ngobrol, pamit, sebelum ke Semeru, begitu penggalan catatan harian Gie, Senin, 8 Desember 1969. Seminggu setelah itu, ia bersama Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo berangkat ke Gunung Semeru.

Siapa mengira, itulah terakhir kalinya mereka mendaki bersama Gie. Tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulangtahunnya ke 27 Gie dan Idhan Lubis tewas saat turun dari puncak karena menghirup uap beracun. Herman Lantang yang berada di dekat Gie saat kejadian melihat Gie dan Idhan kejang-kejang, berteriak dan mengamuk. Herman sempat mencoba menolong dengan napas buatan, tapi gagal.

Musibah kematian Gie di puncak Semeru sempat membuat teman-temannya bingung mencari alat transportasi untuk membawa jenazah Gie ke Jakarta. Tiba-tiba sebuah pesawat Antonov milik AURI mendarat di Malang. Pesawat itu sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa, Begitu mendengar kabar kematian Gie, Menteri Perhubungan saat itu Frans Seda memerintahkan pesawat berbelok ke Malang. “Saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie!, kata Badil.
Jenasah Gie semula dimakamkan di Menteng Pulo. Namun pada 24 Desember 1969, dia dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang agar dekat dengan kediaman ibunya. Dua tahun kemudian, kuburannya kena gusur proyek pembangunan prasasti. Keluarga dan teman-temannya, memutuskan menumbuk sisa-sisa tulang belulang Gie.

“Serbuknya kami tebar di antara bunga-bunga Edelweiss di lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango. Di tempat itu Gie biasa merenung seperti patung, kata Rudy Badil.

Senin, 02 Mei 2011

PETUALANG SEJATI

Apakah yang anda dapatkan selama ini?

Ketika anda mendaki gunung-gunung,bertualang ke hutan dan tempat terpencil.

Apakah anda pernah merasakan perasaan sedih ketika anda meyadari keberadaan anda sebagai mahluk yang kecil dan tidak berarti apa-apa dibanding semua itu?

Pernahkan ketika anda berada di gunung anda merenung
tentang semuanya?

Pernahkah anda menangis ketika melihat langit biru,lautan yang luas, gunung-gunung, awan yang berarak, hutan, pepohonan,air yang mengalir di bebatuan,kabut yang menutupi jurang dan lembah.

Pernahkan anda menangis ketika mendengar suara nyanyian burung-burung, suara gemericik air, suara angin yang berhembus diantara pepohonan, suara ombak, suara seranggga hutan dimalam hari ketika kegelapan dan kesunyian mulai menyelimuti alam.

Apakah yang anda rasakan dan pikirkan saat itu,
Apakah anda pernah menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih Besar dan Hebat dibelakang semua itu?

Yang Membuat dan Mengatur semua itu.
Siapakah dibelakang semua itu?

Pernahkan anda bersedih ketika melihat sampah-sampah plastik bertebaran di gunung dan hutan, hutan-hutan yang di hancurkan, binatang2 yang diburu, sungai2 yang tercemar oleh limbah.

Apakah anda sudah menemukan apa yang anda cari selama ini dengan pergi ke gunung, hutan atau tempat terpencil?

Apakah semua perjalanan selama ini bisa membuat anda lebih Mendekatkan diri kepada Zat yang Menciptakan semua itu dan menyadarkan diri anda yang tidak berarti apa-apa atau anda hanya ingin di puji orang atau
hanya ingin mencari kebanggaan atau malah makin menjauhkan anda dariNya.

Apakah anda sudah menjadi lebih bijaksana dalam hidup anda?
Banyak orang yang dengan bangganya menyebut dirinya pencinta alam, petualang, pendaki gunung, tetapi mereka tidak mendapatkan apa2 dari perjalanannya selain hanya tubuh yang lelah dan pakaian kotor, bahkan banyak dari mereka yang menjadi bagian dari Perusak Alam.

"ALLAH menciptakan langit dan bumi dan seluruh isinya alam ini, agar kita selalu bersyukur dan beribadah kepadanya".

Alam ini diciptakan untuk dipelihara dan dijaga kelestariannya.

Gunung, pohon, daun-daun, bunga-bunga, air, angin, batu-batuan, rerumputan, bahkan ulat, semut dan semua hewan yang ada didarat dan dilaut semuanya bersyukur kepada Allah.

Apakah kita juga seperti mereka?
Bukankah kita ini manusia yang katanya mahluk yang berakal dan lebih mulia dari mahluk yang lain.

Kalau semua itu tidak pernah anda rasakan dan pikirkan, Jadi apa tujuan anda selama ini?
Apa yang anda dapatkan selama ini?




Banyak orang yg ketika muda begitu bersemangat bertualang tetapi ketika lulus sekolah,bekerja dan mereka berkeluarga, menikah dan punya anak
mereka benar-benar berhenti, seakan melupakan semuannya,mereka sibuk dengan segala urusan, sehingga melupakan gunung,hutan dan alam.

kita lihat para penjelajah dan petualang di negri orang sampai tua mereka tetap bertualang, bahkan ada yang sudah berumur 70 tahun masih mendaki gunung himalaya,
apakah kita bisa seperti mereka?

Kebanyakan dikita hanya latah dan ikut-ikutan saja, mereka menjadi pendaki gunung hanya untuk gagah-gagahan saja,sehingga mereka tidak mendapatkan apa-apa dalam perjalanannya.

Jadikanlah apa yang anda jalani selama ini bukan hanya sebagai keisengan atau hobby semata tapi jadikanlah menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya dan menjadi Jalan Hidup anda.
Semoga

[Soe_Hok_Gie]

MENDAKI GUNUNG = MENGHARGAI HIDUP

Sedikit sekali orang yang bisa memahami keadaan seseorang atau keadaan sekitarnya, jika ia tidak terjun langsung atau mengalami apa yang dirasakan seseorang dalam kehidupannya.

Pencinta Alam atau biasa disebut PA, itulah yang pertama kali orang katakan saat melihat sekelompok orang – orang ini. Dengan ransel serat beban, topi rimba, baju lapangan, dan sepatu gunung yang dekil bercampur lumpur, membuat mereka kelihatan gagah.
Hanya sebagian saja yang menatap mereka dengan mata berbinar menyiratkan kekaguman, sementara mayoritas lainnya lebih banyak menyumbangkan cibiran, bingung, malah bukan mustahil kata sinis yang keluar dari mulut mereka, sambil berkata dalam hatinya, “Ngapain cape – cape naik Gunung. Nyampe ke puncak, turun lagi…mana di sana dingin lagi, hi…!!!!!!!”

Tapi tengoklah ketika mereka memberanikan diri bersatu dengan alam dan dididik oleh alam. Mandiri, rasa percaya diri yang penuh, kuat dan mantap mengalir dalam jiwa mereka. Adrenaline yang normal seketika menjadi naik hanya untuk menjawab golongan mayoritas yang tak henti – hentinya mencibir mereka. Dan begitu segalanya terjadi, tak ada lagi yang bisa berkata bahwa mereka adalah pembual !!!!!

Peduli pada alam membuat siapapun akan lebih peduli pada saudaranya, tetangganya, bahkan musuhnya sendiri. Menghargai dan meyakini kebesaran Tuhan, menyayangi sesama dan percaya pada diri sendiri, itulah kunci yang dimiliki oleh orang – orang yang kerap disebut petualang ini. Mendaki gunung bukan berarti menaklukan alam, tapi lebih utama adalah menaklukan diri sendiri dari keegoisan pribadi. Mendaki gunung adalah kebersamaan, persaudaraan, dan saling ketergantungan antar sesama.

Dan menjadi salah satu dari mereka bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi pandangan masyarakat yang berpikiran negative terhadap dampak dari kegiatan ini. Apalagi mereka sudah menyinggung soal kematian yang memang tampaknya lebih dekat pada orang – orang yang terjun di alam bebas ini. “Mati muda yang sia – sia.” Begitu komentar mereka saat mendengar atau membaca anak muda yang tewas di gunung. Padahal soal hidup dan mati, di gunung hanyalah satu dari sekian alternative dari suratan takdir.

Tidak di gunung pun, kalau mau mati ya matilah…!!!

Kalau selamanya kita harus takut pada kematian, mungkin kita tidak akan mengenal Columbus penemu Benua Amerika.

Di gunung, di ketinggian kaki berpijak, di sanalah tempat yang paling
damai dan abadi. Dekat dengan Tuhan dan keyakinan diri yang kuat. Saat kaki menginjak ketinggian, tanpa sadar kita hanya bisa berucap bahwa alam memang telah menjawab kebesaran Tuhan. Di sanalah pembuktian diri dari suatu pribadi yang egois dan manja, menjadi seorang yang mandiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri.

Rasa takut, cemas, gusar, gundah, dan homesick memang ada, tapi itu dihadapkan pada kokohnya sebuah gunung yang tak mengenal apa itu rasa yang menghinggapi seorang anak manusia. Gunung itu memang curam, tapi ia lembut. Gunung itu memang terjal, tapi ia ramah dengan membiarkan tubuhnya diinjak – injak. Ada banyak luka di tangan, ada kelelahan di kaki, ada rasa haus yang menggayut di kerongkongan, ada tanjakan yang seperti tak ada habis – habisnya.

Namun semuanya itu menjadi tak sepadan dan tak ada artinya sama sekali saat kaki menginjak ketinggian. Puncak gunung menjadi puncak dari segala puncak. Puncak rasa cemas, puncak kelelahan, dan puncak rasa haus, tapi kemudian semua rasa itu lenyap bersama tirisnya angin pegunungan.

Lukisan kehidupan pagi Sang Maha Pencipta di puncak gunung tidak bisa diucapkan oleh kata – kata. Semuanya cuma tertoreh dalam jiwa, dalam hati. Usai menikmati sebuah perjuangan untuk mengalahkan diri sendiri sekaligus menumbuhkan percaya diri, rasanya sedikit mengangkat dagu masih sah – sah saja. Hanya jangan terus – terusan mengangkat dagu, karena walau bagaimanapun, gunung itu masih tetap kokoh di tempatnya.

Tetap menjadi paku bumi, bersahaja, dan gagah. Sementara manusia akkembali ke urat akar di mana dia hidup.

Ya, menghargai hidup adalah salah satu hasil yang diperoleh dalam mendaki gunung. Betapa hidup itu mahal. Betapa hidup itu ternyata terdiri dari berbagai pilihan, di mana kita harus mampu memilihnya meski dalam kondisi terdesak.

Satu kali mendaki, satu kali pula kita menghargai hidup. Dua kali mendaki, dua kali kita mampu menghargai hidup. Tiga kali, empat kali, ratusan bahkan ribuan kali kita mendaki, maka sejumlah itu pula kita menghargai hidup.

Hanya seorang yang bergelut dengan alamlah yang mengerti dan paham, bagaimana rasanya mengendalikan diri dalam ketertekanan mental dan fisik, juga bagaimana alam berubah menjadi seorang bunda yang tidak henti – hentinya memberikan rasa kasih sayangnya.
Kalau golongan mayoritas masih terus saja berpendapat minor soal kegiatan mereka, maka biarkan sajalah.

Karena siapapun orangnya yang berpendapat bahwa kegiatan ini hanya mengantarkan nyawa saja, bahwa kegiatan ini hanya sia – sia belaka, tidak ada yang menaifkan hal ini.

Mereka cuma tak paham bahwa ada satu cara di mana mereka tidak bisa merasakan seperti yang dirasakan oleh para petualang ini, yaitu kemenangan saat kaki tiba pada ketinggian.

Sabtu, 16 April 2011

BELAJAR DARI ALAM





Pernahkah Anda mendengar Sekolah Alam? Di Indonesia trend sekolah ini sedang naik daun. Murid belajar di alam terbuka dan mereka mempelajari segala sesuatu mengenai alam dan lingkungan yang sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran anak-anak. Mereka diajarkan dengan mengamati langsung di lapangan. Jadi bukan sekedar hafalan seperti di sekolah umum (yang sebenarnya lebih banyak memasung kreativitas murid).
Alam mengajari kita banyak hal tentang hidup dan kehidupan. Alam mengajak kita untuk belajar kehidupan setiap saat. Benjamin Franklin mengatakan, " Umumnya manusia akan meninggal di usia 25 tahun namun baru dimakamkan di usia 70 tahun." Arti kalimat ini jelas bahwa umumnya manusia mengejar cita-cita sebelum usia 30 tahun, manusia pada umumnya hidup dengan mengulangi rutinitas setelah usia 30 tahun. Oh alangkah sedihnya! Senada dengan Benjamin, Henry Ford pernah mengatakan bahwa "Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. " (Seseorang yang berhenti belajar adalah sudah tua, baik ketika berhenti berusia dua puluh atau delapan puluh tahun.). Marilah kita terus belajar, termasuk belajar ke alam!

Perhatikan sebuah benih beringin. Jika benih ini tumbuh di tempat yang tepat (subur dan cukup air) maka beringin bisa menjadi pohon raksasa yang berumur hingga ratusan tahun. Namun jika beringin ini kita taruh di media tanam (pot) yang terbatas, beringin akan menjadi pohon kerdil. Pohon kerdil ini bisa menjadi indah jika kita bentuk menjadi tanaman bonsai.

Demikian juga dengan manusia. Walaupun kita mempunyai talenta luar biasa, jika kita berada di lingkungan yang tidak mendukung maka selamanya kita akan menjadi "kerdil". Namun jika kita menemukan lingkungan yang tepat maka segala potensi kita akan keluar secara optimal. Kita bahkan bisa menjadi "raksasa" karena mampu mengeluarkan "hero" yang ada di dalam diri kita.

Ingat Andy Noya pengasuh Kick Andy di Metro TV? Pada tahun 1990-an saya suka mendengar Andy Noya bersama Hersubeno Arif dll. di salah satu acara pagi radio Trijaya FM. Setelah itu Andy berkarir di RCTI, bahkan pernah membintangi iklan BCA - hingga akhirnya Andy Noya hijrah ke Metro TV. Ketika program "Kick Andy" melejit tiba-tiba Andy Noya memutuskan hengkang dari Metro TV yang telah memberinya posisi puncak. Ibarat pohon beringin tadi, kapasitas Andy mungkin sudah bukan di Metro TV lagi. Andy ingin meninggalkan comfort zone, mencari kebahagiaan hakiki dan berusaha mandiri untuk menemukan "pot" atau "kolam" yang lebih besar.

Setiap hujan turun akan timbul pelangi yang berwarna-warni. Di dalam kehidupan kita, tidak mungkin kesusahan hidup akan menghinggapi kita terus menerus. Ingat, Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia kecuali manusia itu sendiri yang harus berusaha mengubahnya! Cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia pasti akan mampu kita sandang. Jika kita mau berusaha sekuat tenaga, gigih dan pantang menyerah, berani mengambil resiko menangkap peluang maka nasib kita akan berubah. Kebahagiaan pasti akan datang. Kesuksesan yang kita idam-idamkan pasti akan kita raih.

Kambing gunung mengajari anak-anaknya mencari rumput segar di pegunungan. Namun demikian, anak-anak kambing gunung ini diajari induknya supaya berlari dan menghindar secara gesit dari tangkapan harimau gunung. Induk harimau gunung mengajari anaknya untuk pintar berburu kambing gunung dengan cara menghadang dan menerkamnya pada saat berkumpul mencari rumput. Jika harimau gunung diajak berlari tentu akan kalah cepat dan gesit daripada kambing gunung. Demikianlah alam mengajarkan kepada kita bahwa kesempatan (peluang) sebenarnya selalu ada, tergantung bagaimana kita melakukan persiapan untuk menangkap kesempatan tersebut. Tanpa persiapan yang baik maka kesempatan-kesempatan akan lewat dengan percuma!

Secara alami air mengalir selalu mencari tempat yang lebih rendah. Seperti halnya dengan kita, apa yang kita lakukan setiap hari, kata-kata yang keluar dari mulut kita setiap hari akan selalu terekam di benak anak-anak kita. Anak yang lahir dengan polos ibarat kertas putih yang siap kita tulisi dengan kata-kata yang indah. Jika kita menulisinya dengan kata-kata yang kotor maka kertas putih ini akan menjadi kotor pula. Jangan selalu menyalahkan anak tentang hasil yang kurang memuaskan yang dia peroleh. Bangkitkan semangat mereka untuk berkarya lebih baik. Berikan apresiasi positif untuk memberi semangat mereka. Jangan pula terlalu memanjakan anak, biarkan mereka tumbuh wajar. Insya Allah anak kita menjadi pribadi luar biasa yang kita idam-idamkan.

Bencana alam gunung meletus, tsunami, dan gempa bumi merupakan tanda-tanda alam yang harus kita cermati. Banjir, kebakaran hutan dan pemanasan global merupakan contoh-contoh kerusakan alam terjadi karena ketidakseimbangan akibat ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Tanda-tanda alam tersebut mengingatkan kita untuk selalu berbuat yang jujur, bertanggungjawab dan menjauhi keserakahan.

Jika akhir-akhir ini Indonesia dilanda berbagai macam bencana alam, maka sudah selayaknya semua pemimpin mulai dari Presiden dan kabinetnya, pejabart di provinsi hingga tingkat kelurahan, militer, polisi, anggota DPR dan kita semua menghilangkan penyakit korupsi, kolusi, nepotisme. Compang-camping Indonesia hingga kini dikarenakan hukum yang masih bisa ditawar. Hukum yang masih bisa dinegosiasi ataupun dilanggar.

Jika Indonesia mau maju, prioritas utama adalah dengan penegakan hukum di semua bidang. Jika hukum ditegakkan maka secara tidak langsung akan mengembalikan keseimbangan alam Indonesia. Hutan menjadi hijau subur jauh dari pencurian oleh oknum-oknum yang seharusnya melindungi kelestarian hutan. Terorisme dan separatisme akan terkikis. Iklim bisnis meningkat karena tidak ada atau seminimal mungkin biaya siluman. Investor akan berbondong-bondong ke Indonesia. Lapangan kerja akan semakin banyak. Pariwisata akan bangkit. Semakin sedikit jumlah pengangguran dan tingkat kejahatan. Pelan tapi pasti keadilan dan kesejahteraan sosial akan meningkat. Kapan ya Indonesia tercinta ini bisa bangkit dan disegani? Marilah kita mulai dari diri kita sendiri!


Salam never give-up

Minggu, 27 Maret 2011

KEINDAHAN ALAM TAK TERGANTIKAN OLEH GEDUNG


Kadang pernah terpikir bahwa dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan membuat kehidupan dibumi ini menjadi lebih baik. Dengan teknologi seperti internet, orang mampu berkomunikasi secara global tanpa batasan. Begitu pula kemajuan ilmu pengetahuan, orang bisa membuat gedung-gedung megah, bangunan yang menjulang tinggi dan kelap-kelip lampu yang menghiasi malam. Semuanya itu adalah keindahan yang cukup menarik untuk dirasakan. Tapi apakah keidahan gedung, bangunan dan keramaian kelap-kelip lampu di malam hari dapat menandingi keindahan alam?. Alam yang diciptakan Allah berupa gunung, hutan, laut berikut isinya, dan masih banyak lagi. Ambil contoh hutan, di dalamnya memiliki berjuta-juta bahkan tidak terhingga atas keindahan dan adanya kehidupan makhluk hidup yang luar biasa. Keindahan hutan memang lebih indah untuk dinikmati dan disyukuri. Lalu bagaimana dengan gedung, bangunan pencakar langit sekalipun apakah mampu menggantikan keindahan alam semesta???. “Alam memiliki keindahan yang tidak dapat terukur. Hingga saat ini pun belum ada manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan alam di dunia”

Bagaimanapun canggihnya manusia dalam berkarya, ternyata belum ada yang bisa menggantikan ciptaan alam semesta. Manusia boleh bangga dengan hasil ciptaan manusia. Tapi ciptaan manusia berupa gedung, bangunan pencakar langit hanya sebatas keindahan biasa saja. Semoga manusia yang berkarya tidak angkuh terhadap hasil karyanya. Manusia yang hidup di bumi ini pasti akan puas dan senang ketika mengujungi keindahan alam, seperti gunung, hutan, air terjun, laut dan isinya, pergi ke pulau-pulau yang menyuguhkan kemolekannya. Pada saat manusia suntuk kemungkinan yang dituju yaitu keindahan alam bukan keindahan gedung, bangunan pencakar langit dsb. Ini bukti bahwa manusia tidak terlepas dari keidahan alam yang nota bene adalah lingkungannya, tempat hidup makhluk hidup. Alam memiliki keindahan yang tidak dapat terukur. Hingga saat ini pun belum ada manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan alam di dunia. Jika dipikir lebih jauh, Untuk apa para wisatawan luar negeri berkunjung ke Indonesia? Misalnya ke pulau dewata (Bali). Mereka hanya ingin melihat dan merasakan keindahan alam bali dengan pantai yang indah, pasir putih yang masih elok, dan ombak yang ideal untuk surfing dan yang paling menarik yaitu menyaksikan sun rise dan sunset. Lalu kenapa mereka tidak membanggakan kota Jakarta (yang dengan bangga menyatakan sebagai kota megapolitan, aslinya ‘the big village’) dengan ribuan gedung pencakar langit, hiburan malam dsb. Jawabnya adalah karena manusia memiliki rasa atas keindahan alam, manusia adalah bagian dari alam bukan bagian dari gedung yang ‘mencakar’ langit namun tak sampai dan gedung yang menembus lapisan tanah (basement). Itulah hebatnya keidahan alam. Ingat!! jangan merusak alam ini. Ada kata di supermarket yang berbunyi ‘pecah berarti membeli’. Begitu pula jika Merusak keindahan alam berarti harus membeli harga mahal. Tapi sayang keindahan alam tidak boleh diperjualbelikan. Karena manusia tidak mampu untuk menciptakan keindahan alam itu seperti semula. Manusia hanya bisa manambahkan dan menjaganya agar tidak berubah dari aslinya.

“Untuk apa para wisatawan luar negeri berkunjung ke Indonesia? Misalnya ke pulau dewata (Bali). Mereka hanya ingin melihat dan merasakan keindahan alam bali dengan pantai yang indah, pasir putih yang masih elok, dan ombak yang ideal untuk surfing dan yang paling menarik yaitu menyaksikan sun rise dan sunset”


Kerusakan Demi Kerusakan Alam

Sayang beribu-ribu sayang. Keindahan alam yang masih alami harus terpaksa berubah fungsi, rusak dan bahkan sudah tidak ada lagi. Tidak lain dan tidak bukan adalah Karena ulah dari manusia. Manusia secara sadar merusak keindahan alam yang masih alamiah. Mereka dengan sengaja merusak hutan dengan menebangi (Illegal Logging), membunuh satwa-satwa liar yang tergolong langka, menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau dan bom, mencemari air laut dengan limbah, sampah dll. Sebenarnya masih banyak jenis perbuatan yang merusak lingkungan alam. Jika perbuatan merusak ini semakin menjadi-jadi dan tidak dapat di tanggulangi maka nilai tertinggi dari keindahan akan segera punah. Manusia akan bingung harus mencari dan menemukan keindahan alam yang alami.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah namun seakan tidak pernah peduli untuk menjaga dan melestarikan keaslian alam. Berdasarkan informasi, hanya terdengar expliotasi dan exploitasi secara besar-besaran terhadap kekayaan alam. Sehingga muncullah kerusakan demi kerusakan yang teramat parah. Seperti yang terjadi di pulau papua, akibat penambangan emas dan timah, di wilayah yang sebelumnya masih indah, kini tinggal kubangan besar menyerupai bekas jatuhnya meteor. Begitu pula, hutan hujan tropis di Kalimantan yang telah banyak berubah menjadi hutan sawit dan aktifitas illegal logging. Dengan berubahnya hutan tropis mengakibatkan hilangnya habitat satwa liar yang seharusnya di lindungi. Orang utan banyak yang di tangkapi, dijual dan dibunuh. Lalu bagaimana dengan nasib satwa-satwa lainya??mungkinkan mereka punah??lalu siapa yang bisa mengembalikan seperti sedia kala??

Bercermin Pada Film Nim Of Island

Film Nim of island bercerita tentang kehidupan seorang ilmuan terkenal yang tinggal bersama anakanya bernama Nim. Bapak (ilmuan) dan Nim tinggal di pulau terpencil yang belum ada seorang pun mengetahuinya. Mereka tinggal berdua di pulau yang masih indah dengan laut yang masih biru, hewan-hewan (anjing laut, ikan lumba2, paus, burung, kura2, biawak kecil yang lucu), gunung dan bukit-bukit. Nim dan ayahnya tinggal di rumah yang dibuat menyatu dengan pohon besar, bertingkat. Rumahnya menggunakan tenaga listrik dari tenaga surya. Di rumahnya ada computer dan koneksi internet. Sehingga mereka masih dapat mengakses informasi secara uptodate. Nim berteman baik dan akrab dengan burung, anjing laut dan biawak kecil. Mereka selalu bersama Nim. Siang dan malam mereka bercanda tanpa duka. Meskipun mereka tinggal di pulau terpencil. Tapi mereka tidak kesepian.

Suatu ketika ada orang asing yang menemui pulau tempat Nim dan ayahnya berada. Orang asing tersebut naik kapal yang berlogo sang ‘bajak sawah’ eh bajak laut (mata satu tertutup). Ternyata niat orang asing tersebut tidak baik, orang asing itu ingin segera mengambil alih pulau dan menguasainya. Suatu hari sang pembajak laut datang kembali ke pulau itu. Di pinggir pantai mereka mengelar pesta dan merusak pantai yang indah. Nim dan rekan-rekannya (anjing laut, burung, biawak kecil lucu) tidak hanya diam. Mereka mengatur strategi untuk mengusir para pengganggu pulau (bajak laut) dari pulau. Strategi yang dirancang Nim dan kawan2nya akhirnya berhasil mengusir para bajak laut dan kliennya yang berpesta pora di pantai. Nim tidak ingin pulau yang masih indah tersebut diganggu dan di rusak oleh orang lain. Di samping itu Nim tidak ingin kehilangan kawan2nya (anjing laut, burung, biawak kecil, kura2, lumba2). Berhasilnya Nim dan kawan2nya mengusir bajak laut jahat berarti juga berhasil menyelamatkan pulaunya. Nim dan ayahnya serta kawan2nya yang ada di pulau kembali menjalani hidup dengan tenang dan tanpa gangguan dari pihak luar. Mereka semua hidup berdampingan dan saling melindungi pulau kesayangan. Mereka tidak ingin pulaunya di rusak oleh pihak lain. Lalu bagaimana dengan pulau di Indonesia, bagaimana dengan pantainya, lautnya, hewan2nya, dan tumbuhan lainnya?. Apakah masih ada yang tersisa???????????. Yah semoga saja. Semoga kekayaan alam yang tak ternilai harganya itu masih bisa berharga selamanya.amieeeen.

“Nim berteman baik dan akrab dengan burung, anjing laut dan biawak kecil. Mereka selalu bersama Nim. Siang dan malam mereka bercanda tanpa duka. Meskipun mereka tinggal di pulau terpencil. Tapi mereka tidak kesepian”

Kamis, 10 Maret 2011

KEINDAHAN ALAM INDONESIA

1. Gunung Rinjani, NTB

Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.
2. Pulau Komodo, NTT
Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).
3. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat
Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya
4. Kawah Ijen, Jawa Timur


iblis_kena_ketok

#1
Default 19 Keindahan Alam Indonesia yang MENAKJUBKAN
1. Gunung Rinjani, NTB



Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.


2. Pulau Komodo, NTT



Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).


3. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat



Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya


4. Kawah Ijen, Jawa Timur



Kawah Ijen merupakan salah satu gunung berapi atraksi wisata di Indonesia. Kawah Ijen merupakan objek wisata terkenal, yang telah dikenal oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alam dan bahari.
5. Carstensz Pyramid, Papua

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More