BHAWANA JAYA

BHAWANA JAYA

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 26 Juli 2011

Ilmu navigasi darat

SALAM RIMBA!!!!!!

Selamat berjumpa dengan saya dan dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi ilmu untuk para kawan dan sahabat pecinta alam terutama bagi para pendaki lovers. Mendaki gunung termasuk suatu olahraga yang membutuhkan fisik yang ekstra kuat, tapi tidak hanya dengan fisik yang kuat saja kita bisa mendaki sebuah  gunung, tapi juga diperlukan mental yang lebih dari biasanya dan juga keberanian yang amat sangat kuat. Kenapa kok dibutuhkan mental dan keberanian???? Alasannya mudah. . .! Karena mendaki gunung adalah suatu kegiatan yang membuat kita secara langsung bisa berinteraksi dengan alam dan isinya, sedangkan isi didalam alam itu banyak sekali macamnya, contoh seperti didalam hutan, nah! didalam hutan itu banyak sekali yang menghuni, salah satunya pohon, hewan seperti kumbang, ular, monyet, burung, dan banyak sebagainya, termasuk juga makhluk gaib yang tidak bisa kita liat juga merupakan penghuni alam, maka dari itu kita dalam melakukan pendakian sebaiknya sebelum pendakian kita pesiapkan fisik, mental, dan keberanian agar saat pendakian fisik, mental maupun keberanian bisa optimal berguna.Dalam kegiatan pendakian siapapun boleh melakukan kegiatan ini entah itu pejabat, pengemis, pelajar, mahasiswa, pekerja, presiden, masyarakat sipil, ibu-ibu rumah tangga, dan siapapun itu bebas untuk bisa mengikuti kegiatan pendakian asal dalam pendakian bisa mematuhi peraturan-peraturan yang sudah diberlakukan oleh pihak perhutani daerah setempat dan yang pasti bisa menghargai hukum rimbanya sendiri, karna kita melakukan pendakian tersebut bukan disembarang tempat, tempat yang kita untuk mendaki tersebut jarang dikunjungi orang, kalaupun ada mungkin hanya penduduk sekitar gunung itu saja dan itupun pagi sampai sore, oleh karna itu dalamkegiatan pendakian ke suatu gunung kita harus bisa menghormati hukum-hukum yang berlaku ditempat itu.Ohh!!
Yaaa kawan. . . Olah raga mendaki gunung sebenarnya mempunyai tingkatan-tingkatan dan kualifikasinya, seperti yang sering kita ketahui dan kita kenal dengan istilah mountaineering. Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi menjadi banyak jenisnya, seperti hill walking, scarmbling, dan climbing, dll. Pendakian diwajibkan seminimal-minimalnya 3 orang, KENAPA???? itu mungkin yang ada dalam benak anda, apakah 2 orang saja tidak boleh???? atau mendaki gunung tanpa ditemani orang lain juga tidak boleh???? Itu sah-sah saja dan boleh-boleh saja tapi resiko pendakian sebuah gunung itu sangat banyak seperti patah tulang, kesleo, masuk angin, muntah-muntah karna tekanan pada ketinggian, hipotermia, dan resiko yang paling buruk diantaranya jatuh kedalam jurang, tersasar entah dimana itu, dan yang paling fatal meninggal dunia, lha dari resiko-resiko tersebut bila anda melakukan pendakian sendiri tanpa ada yang menamani dan kemudian terjadi seperti hal-hal diatas???? iJawabnya pasti "TIDAK". Maka dari itu jika kita melakukan pendakian seminimal-minimalnya 3 orang, karena jika kita tersesat dalam suatu pendakian kita masih bisa bersama dan mencari jalan keluar, dan jika kita terjatuh dalam jurang ada 2 teman kita yang bisa menolong, dan masih banyak contoh lainya. Dan saya tegaskan lagi!!! Mendaki gunung minimal 3 orang!!! OKEY????.
Dalam pendakian resiko terburuk yang paling ditakuti banyak pendaki adalah "TERSESAT". Kata-kata ini memang sangat rawan dalam pendakian,  tapi untuk menghindari kata-kata diatas. kita bisa mempelajari ilmu yang dinamakan "NAVIGASI DARAT". "NAVIGASI DARAT" merupakan ilmu yang banyak digunakan oleh pendaki-pendaki diseluruh dunia. Kalaupun kita belum pernah mendaki ke gunung yang  belum pernah kita daki, kita bisa tetap melakukan pendakian bila kita paham dengan ilmu "NAVIGASI DARAT", banyak yang bisa kita lakukan dengan ilmu "NAVIGASI DARAT" dan biasanya ilmu "NAVIGASI DARAT' ini memang sering dilakukan dalam pendakian.. .

Nah. . . .!!! Untuk kawan-kawan yang ingin lebih mengetahui apa itu "NAVIGASI DARAT" ataupun apa itu" NAVIGASI DARAT", 

MISTERI HIDUP SEORANGSOE HOK GIE


Pengantar: Kisah hidup Hok Gie muda ini inspiring bagi Masboi. Ia mati muda, tapi di usianya yang relatif pendek itu, ia melakukan dan berbuat sesuatu yang luar biasa. Seluruh tulisan saya comot dari Majalah Femina.
hok-gie.jpgKetika Mira Lesmana dan Riri Riza menggarap film Gie, Soe Hok Gie, sudah 36 tahun terlelap dalam tidur abadinya. Buku hariannya Catatan Harian Seorang Demonstran sudah 10 tahun menghilang dari toko buku.

Wajar saja jika pertanyaan “Siapa Soe Hok Gie? akan dijawab orang berbeda-beda. Di mata mahasiswa ia adalah seorang demonstran tahun 60-an. Namun di mata pecinta alam dia adalah anak Mapala UI (Mahasiswa Pecinta Alam UniversitasIndonesia) yang tewas di Semeru tahun 1969.

MELAMUN DI ATAS GENTING
“Gila! Umur 14 tahun dia sudah baca bukunya Gandhi, Tagore (Rabindranath Tagore, filsuf India-Red). Saya mungkin perlu waktu 10 tahun untuk bisa mengejar, puji Nicholas Saputra tentang Gie.

“Saya sering mendapatinya asyik membaca di bangku panjang dekat dapur, kenang kakaknya, sosiolog Arief Budiman yang kini menetap di Australia. Kakak perempuannya Dien Pranata punya kenangan berbeda. Ketika anak-anak sebayanya asyik mengejar layangan, Gie malah nongkrong di atap genting rumah. “Matanya menerawang jauh, seperti mencoba menyelami buku-buku yang dibacanya.

Selain membaca, Gie juga suka menulis buku harian. Sejak usia 15 tahun, setiap hari, ia menulis apa saja yang dialaminya. Catatan harian pertamanya bertanggal 4 Maret 1957, ketika ia masih duduk di kelas 2 SMP Stada. Catatan terakhir bertanggal 10 Desember 1969, hanya seminggu sebelum kematiannya.

BERANI MENGKRITIK
Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66.

Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR-GR.

Sebagai anak muda, walaupun suka mengkritik dan doyan menyendiri, Gie ternyata sangat “gaul. “Penampilannya, biasa aja. Tapi kenalannya orang berpangkat dan nama-nama beken. Saya tahu, karena sering ikut dia. Misalnya saat ambil honor tulisan di Kompas atau Sinar Harapan. Nggak terbayang dia bisa kenalan dengan penyair Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad! “, kata Badil.

TEWAS DI PUNCAK SEMERU
“Saya selalu ingat kematian. Saya ingin ngobrol-ngobrol, pamit, sebelum ke Semeru, begitu penggalan catatan harian Gie, Senin, 8 Desember 1969. Seminggu setelah itu, ia bersama Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo berangkat ke Gunung Semeru.

Siapa mengira, itulah terakhir kalinya mereka mendaki bersama Gie. Tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulangtahunnya ke 27 Gie dan Idhan Lubis tewas saat turun dari puncak karena menghirup uap beracun. Herman Lantang yang berada di dekat Gie saat kejadian melihat Gie dan Idhan kejang-kejang, berteriak dan mengamuk. Herman sempat mencoba menolong dengan napas buatan, tapi gagal.

Musibah kematian Gie di puncak Semeru sempat membuat teman-temannya bingung mencari alat transportasi untuk membawa jenazah Gie ke Jakarta. Tiba-tiba sebuah pesawat Antonov milik AURI mendarat di Malang. Pesawat itu sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa, Begitu mendengar kabar kematian Gie, Menteri Perhubungan saat itu Frans Seda memerintahkan pesawat berbelok ke Malang. “Saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie!, kata Badil.
Jenasah Gie semula dimakamkan di Menteng Pulo. Namun pada 24 Desember 1969, dia dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang agar dekat dengan kediaman ibunya. Dua tahun kemudian, kuburannya kena gusur proyek pembangunan prasasti. Keluarga dan teman-temannya, memutuskan menumbuk sisa-sisa tulang belulang Gie.

“Serbuknya kami tebar di antara bunga-bunga Edelweiss di lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango. Di tempat itu Gie biasa merenung seperti patung, kata Rudy Badil.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More